Situs Pemerintah Diretas 2022

Belum Menggunakan Secure Coding

OpenSource CMS diakui dapat memudahkan untuk mengembangkan website. Tetapi di sisi lain, CMS masih mempunyai celah keamanan yang masih mudah ditembus oleh hacker. Hal ini diperparah dengan penggunaan default link untuk admin sehingga masih bisa diakses dari internet tanpa ada filter, akibatnya halaman admin akan semakin mudah dibuka. Kondisi tersebut tentu akan jauh lebih aman jika website dibangun secara mandiri dengan memerhatikan aspek secure coding.

Advanced Bot Protection

Cegah serangan ke businnes logic di semua acces point seperti web, aplikasi seluler, dan API dengan visibilitas dan kontrol traffic bot.

Blokir serangan traffic di edge untuk memastikan bisnis tetap berjalan dengan jaminan uptime dan performa terbaik.

Pastikan visibilitas lengkap dengan Machine Learning di pengaturan application security untuk mendeteksi serangan

Dapatkan visibilitas serta kode kontrol ke third party JavaScript untuk mengurangi risiko supply chain fraud, mencegah pelanggaran data, dan client-side attacks.

Selain itu, untuk semakin memperkuat keamanan API dan aplikasi WAP, Imperva menerapkan sistem perlindungan pengambilalihan akun dengan deteksi kredensial untuk menentukan adanya hacker yang gagal login.

Kurangnya Kesadaran tentang Keamanan Siber

Keamanan situs menjadi tanggung jawab semua SDM, mulai dari atasan hingga staf. Dimulai dengan tidak mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak resmi untuk menjaga keamanan website dan aplikasi.

Sudah saatnya instansi pemerintah meningkatkan keamanan siber untuk memastikan data sensitif tetap terproteksi. Untuk itu, situs pemerintah membutuhkan solusi keamanan mumpuni seperti solusi WAAP dari Imperva.

Apa Penyebab Situs Pemerintah Mudah Diretas?

Pertama, belum memakai Secure Hosting. Kebanyakan dalam kasus peretasan, hosting yang digunakan oleh situs yang terkena serangan adalah share hosting. Share hosting sendiri merupakan tempat favorit bagi para peretas untuk sekedar melatih kemampuannya dalam melakukan serangan.

Kedua, belum menggunakan Secure Coding. OpenSource CMS seperti joomla, drupal, memang sangat memudahkan untuk mengembangkan web. Tetapi CMS tersebut juga mempunyai banyak lubang keamanan yang sangat mudah ditembus oleh peretas. Hal ini diperparah dengan masih defaultnya link login untuk admin, masih dapat diakses dari internet beberapa konfigurasi dan tanpa ada filter sama sekali. Hal ini terlihat dengan sangat mudahnya membuka halaman admin. Akan jauh lebih aman jika sistem web dibangun secara mandiri dengan memperhatikan aspek secure coding.

Ketiga, jarang melakukan Tes Keamanan. Tes keamanan memang diperlukan dalam setiap website. Facebook, dan Google misalnya, kedua perusahaan besar ini tidak ragu memberikan hadiah yang besar kepada para peretas yang berhasil meretas websitenya. Hal itu dilakukan oleh Facebook dan Google karena mereka akhirnya tahu lubang keamanan yang berhasil digunakan oleh para peretas sehingga mereka dapat memperbaiki lubang keamanan tersebut dan tentu membuat website menajdi lebih aman.

Keempat, kurangnya melakukan Maintenance. Setiap website tentu membutuhkan perbaikan untuk setiap lubang keamanan yang ada. Hal inilah yang sering dilupakan oleh instansi pemerintah dalam menjaga situsnya. Para peretas mungkin akan sangat senang jika ada situs yang sama sekali tidak diperbaiki lubang keamanannya, karena mereka akan dengan mudahnya menyisipkan malware untuk mencuri informasi penting atau bahkan mengganti tampilan halaman utama situs tersebut.

Kelima, kesadaran SDM Masih Kurang. Keamanan situs itu bukan hanya ada dipundak admin saja, tetapi itu adalah tanggung jawab para atasan yang bertanggung jawab sejak pembangunan situs diadakan. Jika sebelumnya saat pemilihan developer tidak mengedepankan keamanan, bisa jadi developer yang “hanya” menawarkan fitur terbaik dari Joomla misalnya pasti akan menang. Kita sudah tahu dengan menggunakan template, banyak celah keamanan yang terbuka dan itu dimanfaatkan dengan baik oleh para peretas. [MFHP]

Kasus peretasan situs pemerintah bukanlah hal baru. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pernah mencatat, situs pemerintah diretas masuk dalam empat besar kasus peretasan di Indonesia. Salah satu penyebabnya karena sistem keamanan yang sangat kurang memadai.

Aksi peretasan pada situs pemerintah umumya terjadi dengan metode web defacement atau mengganti tampilan di halaman utama website. Tercatat, kasus web defacement terhadap situs pemerintah pusat sebanyak 9,2 persen dan situs pemerintah daerah sebanyak 17,57 persen.

Selain itu, sepanjang 2022 beberapa situs pemerintah yang pernah diretas antara lain Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Situs Akademi Kepolisian, Kejaksaan Negeri Garut, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Pemerintah Sulawesi Tenggara. Lalu, apa saja penyebab situs pemerintah mudah diretas dan upaya apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya? Simak penjelasannya di artikel berikut.

Solusi WAAP dari Imperva untuk Lindungi Situs Pemerintahan

Imperva Web Application and API Protection (WAAP) adalah solusi perlindungan keamanan terhadap aplikasiweb dan API. WAAP bekerja dengan penskalaan otomatis untuk fitur mitigasi bot, Web Application Firewall (WAF), API Protection dan anti DDoS untuk melindungi API dan aplikasi web dari serangan serta menjaganya tetap aman dan produktif.

Imperva sebagai pionir cybersecurity menghadirkan solusi Imperva WAAP. Imperva juga telah diakui sebagai Leader oleh Gartner Magic Quadrant untuk Web Application and API Protection (WAAP).

Solusi WAAP dari Imperva mampu memberikan keamanan tingkat lanjut melindungi web dari serangan yang paling kompleks. Solusi ini memberikan stabilitas dan peningkatan bertahap dari UI serta kontrol keamanan ekstra hingga feedback intelijen ancaman.

Baca Juga: Imperva Diakui sebagai Leader untuk WAAP oleh Gartner Magic Quadrant

Penyebab Situs Pemerintah Mudah Diretas

BSSN menyebutkan ada serangkaian penyebab situs pemerintah menjadi target peretasan. Mulai dari kerentanan aplikasi generik, parameter keamanan yang tidak memadai, hingga aplikasi yang tidak update. Lebih jelasnya berikut lima penyebabnya.

Bagaimana Cara Imperva WAAP Lindungi Situs dari Serangan Siber?

Untuk memitigasi ancaman serangan pada aplikasi web dan API, Imperva WAAP memilliki beragam fitur sebagai berikut.

Heboh Situs Pemerintah Disusupi Judi Online, BSSN: Ada 291 Domain yang Diretas

Situs-situs pemerintah diretas dengan disusupi judi online bikin heboh. BSSN mencatat, sepanjang 2021, sebanyak 291 website telah diretas konten judi online.

Web Application Firewall (WAF)

Cegah serangan terhadap aplikasi web dan API Anda dengan analisis web traffic terpercaya.

Jarang Melakukan Tes Keamanan

Tes keamanan sangat diperlukan saat membangun dan melakukan maintenance website. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan celah keamanan sehingga dapat diperbaiki dan mengamankan website.

Setiap website membutuhkan maintenance berupa perbaikan untuk celah keamanan yang ada. Hal ini yang kerap dilupakan oleh instansi pemerintah untuk memastikan keamanan situs mereka. Kurangnya maintenance memudahkan hacker menyisipkan malware untuk mencuri informasi penting hingga melakukan web defacement.