Piala Dunia Diselenggarakan Berapa Tahun Sekali

Proses kualifikasi yang panjang

Alasan kenapa Piala Dunia 4 tahun sekali yang terakhir adalah proses kualifikasi yang memakan waktu lama. Sebab setiap timnas di seluruh dunia pasti ingin bermain di piala dunia, tetapi hanya tersedia 32 slot negara pada satu kali piala dunia.

Maka dari itu, 211 negara anggota FIFA harus berebut 32 tempat untuk menuju piala dunia. 211 negara tersebut tersebar di enam zona konfederasi, yaitu UEFA (Eropa), CONCACAF (Amerika Utara), CONMEBOL (Amerika Selatan), AFC (Asia), CAF (Afrika), dan OFC (Oseania).

Biasanya, setiap zona akan menyumbang perwakilan untuk bermain di piala dunia. Namun, hal itu tidak selalu terjadi. Misalnya, zona OFC tidak mengirimkan perwakilannya pada Piala Dunia Qatar 2022 karena berkaitan dengan situasi pandemi COVID-19.

Terlepas dari itu, perebutan 32 slot oleh 211 negara tersebut disebut dengan babak kualifikasi piala dunia. Hanya 32 tim yang bisa melewati babak kualifikasi dan berlaga di piala dunia.

Nah, demikianlah penjelasan kenapa Piala Dunia 4 tahun sekali. Kira-kira kapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia, ya?

Baca Juga: Daftar Skuad Resmi 32 Negara Peserta Piala Dunia Qatar 2022, Lengkap!

Liputan6.com, Yogyakarta - Piala Dunia menjadi turnamen sepak bola yang ditunggu oleh hampir seluruh orang di dunia. Mereka yang tak bisa menyaksikan pertandingan secara langsung pun bisa menyaksikannya melalui layar televisi atau platform streaming.

Euforia Piala Dunia memang selalu dirasakan sekali dalam empat tahun. Jika semua orang begitu antusias menyaksikan Piala Dunia, lalu kenapa Piala Dunia tak diselenggarakan setiap tahun?

Mengutip dari beberapa sumber, berikut empat alasan Piala Dunia digelar 4 tahun sekali:

Tradisi menjadi salah satu alasan Piala Dunia diselenggarakan setiap empat tahun sekali. Piala Dunia pertama digelar pada 1930.

Saat kali pertama digelar, beberapa negara merasa kesulitan untuk berpartisipasi karena keterbatasan transportasi. Maka, dipilihlah jeda empat tahun bagi setiap negara untuk mempersiapkan tim terbaiknya.

2. Tim di setiap negara harus melewati banyak tahapan untuk bisa lolos ke Piala Dunia

FIFA merupakan badan tertinggi sepak bola di dunia yang mengontrol sekaligus bertanggung jawab menentukan peraturan sepak bola. Terkait Piala Dunia, FIFA telah menentukan pertandingan sepak bola harus melalui tahapan kualifikasi di setiap zona.

Banyaknya tahapan ini membuat Piala Dunia hanya bisa digelar sekali dalam kurun waktu empat tahun. Selain itu, hal ini juga bertujuan agar perebutan tersebut berjalan adil, sehingga dibuat beberapa tahapan kualifikasi yang memakan waktu cukup lama dan energi lebih dari para pesertanya.

3. Infrastruktur yang disiapkan tuan rumah

Untuk menggelar Piala Dunia, negara tuan rumah perlu memiliki infrastruktur yang matang dan sesuai standar FIFA. Sementara itu, pembangunan infrastruktur tak bisa selesai dalam waktu singkat.

Sebagai tuan rumah untuk turnamen sepak bola kelas dunia, perlu membuat perencanaan dan strategi tersendiri. Dengan kurun waktu empat tahun, segala hal tentang infrastruktur pun dapat diselesaikan dengan baik.

Selain segala persiapan yang telah dilakukan, diadakannya Piala Dunia selama empat tahun sekali juga berkaitan dengan kesan ekslusif. Para penikmat sepak bola akan senantiasa menanti kehadiran Piala Dunia di setiap edisinya.

Durasi empat tahun sekali merupakan jangka watu yang tepat bagi penonton untuk menyaksikan para pemain favoritnya berkembang. Mereka juga akan disuguhkan performa maksimal dari para pemain dan tim selama Piala Dunia digelar.

Penulis: Resla Aknaita Chak

Berita video tiga momen terbaik yang terjadi pada laga semifinal Piala Dunia 2022 antara timnas Prancis melawan timnas Maroko, Kamis (15/12/2022) dini hari WIB.

Daftar Peserta Piala Asia 2024 & Pembagian Grup

Piala Asia 2024 bakal diikuti oleh 24 negara terbaik Asia yang lolos dari babak kualifikasi. Bahkan, Qatar, yang menjadi tuan rumah juga menjalani kualifikasi. Psalnya, pada awalnya, jatah tuan rumah diberikan ke China.

Sementara itu, China yang kehilangan status tuan rumah tetap lolos ke putaran final. Mereka sebelumnya melaju hingga ronde ke-3 kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona AFC, sebagai syarat lolos otomatis ke Piala Asia 2024.

Total, terdapat 12 tim yang lolos ke Piala Asia 2024 via jalur ronde ke-3 kualifikasi Piala Dunia 2022. Sementara 12 tim lainnya mengikuti kualifikasi Piala Asia 2024, dan lolos ke putaran final, termasuk Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Tim-tim peserta Piala Asia 2024 bakal bersaing dari babak penyisihan grup hingga final. Mereka bakal bekerja keras untuk meraih gelar juara yang di edisi 2019 diraih oleh Qatar. Sementara itu, Jepang masih menjadi tim paling sukses dengan total meraih 4 trofi.

Pada Piala Asia 2024, tim yang lolos ke putaran final sudah dibagi ke dalam 6 grup. Mereka bakal bersaing di babak grup untuk memperebutkan 2 posisi teratas. Hal itu menjadi syarat tim lolos otomatis ke babak 16 besar. Selain itu, ada juga 4 tempat untuk 4 peringkat 3 terbaik dari 6 grup.

Salah satu tim yang bakal berjuang di Piala Asia 2024 adalah Timnas Indonesia, yang lolos pertama kali sejak tahun 2007. Garuda diharapkan mampu melaju jauh di putaran final dan lolos ke fase knock out. Dalam 4 edisi terdahulu, Timnas Indonesia selalu mentok gugur di babak penyisihan grup.

Berikut ini adalah daftar lengkap 24 tim peserta Piala Asia 2024 di Qatar.

Kontributor: Permadi SuntamaPenulis: Permadi SuntamaEditor: Fitra Firdaus

Piala Dunia hanya diikuti 32 negara. Sedangkan FIFA saat ini memiliki anggota 211 negara di dunia. Nah, untuk mencari 32 tim tersebut, diadakan babak kualifikasi.

Dalam mencara 32 tim nasional terbaik, FIFA mengadakan kualifikasi berdasarkan zona konfederasi.

Total ada 5 zona konfederasi yaitu zona UEFA (Eropa), zona CONMEBOL (Amerika Selatan), zona CONCACAF (Amerika Utara), CAF (Afrika),dan zona AFC (Asia), dan zona OFC (Oseania).

Umumnya setiap zona memiliki jumlah slot yang berbeda tergantung dengan kualitas sepak bola zona tersebut.

Adakalanya dari kelima zona tersebut tidak berkesempatan menyumbang perwakilan. Seperti pada Piala Dunia Qatar 2022 dari 32 tim nasional yang akan berlaga tidak akan ada negara yang berasal dari zona OFC atau Osenia.

Oleh karena itu, proses mencari 32 tim terbaik dari 211 tim nasional memakan banyak waktu dan energi, sehingga tidak heran kenapa Piala Dunia dilaksanakan setiap 4 tahun sekali.

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Federation International de Football Association (FIFA) Gianni Infantino mengatakan bahwa Piala Eropa atau EURO bisa diselenggarakan dua tahun sekali, sama dengan Piala Dunia.

Wacana Piala Dunia dua tahun sekali terus berhembus meski banyak mendapatkan penolakan dari Eropa dan Amerika Selatan.

Akan tetapi, FIFA tampaknya tetap teguh pada pendirian mereka untuk memangkas jarak penyelenggaraan turnamen tertinggi antar negara di sepak bola itu.

Presiden FIFA Gianni Infantino meyakini, Piala Dunia dua tahun sekali akan berjalan dengan sukses.

Jika nantinya sukses, ia berharap Piala Eropa atau EURO juga bisa diselenggarakan tiap dua tahun sekali mengikuti Piala Dunia.

"Euro juga akan berlangsung setiap dua tahun," kata Infantino saat ditanya tentang dampak Piala Dunia dua tahun sekali untuk kompetisi di Eropa dikutip dari ESPN, Selasa (4/1/2022).

"Di Eropa ada perlawanan karena ada Piala Dunia setiap minggu dengan liga dan pemain terbaik di dunia, tetapi itu tidak terjadi di seluruh dunia," lanjutnya.

"Ini (Piala Dunia) sebulan dalam setahun dan kami perlu menemukan cara  untuk benar-benar memasukkan seluruh dunia dalam sepak bola," tuturnya.

Baca Juga: Jadwal Playoff Kualifikasi Piala Dunia 2022, Italia dan Portugal Perebutkan Satu Tiket ke Qatar

Lebih lanjut Infantino menjelaskan bahwa Piala Dunia dua tahun sekali bukanlah keinginan dirinya.

Pria asal Italia itu mengatakan, Piala Dunia dua tahunan merupakan rencana FIFA bersama 166 negara anggota yang setuju untuk dilakukannya studi kelayakan.

"Anggapannya jelas: 88 persen negara, termasuk mayoritas di Eropa, telah meminta penelitian dan penelitian memberi tahu kita bahwa dari sudut pandang olahraga, Piala Dunia setiap dua tahun akan berhasil," jelasnya.

"Akan ada lebih sedikit pertandingan internasional, tetapi dengan dampak yang lebih besar," pungkas Infantino.

Baca Juga: Piala Dunia 2022: Jadwal Play-off hingga Putaran Final di Qatar

Beberapa waktu lalu, orang nomor satu di FIFA itu mengatakan dalam pertemuan dengan para pemimpin federasi sepak bola negara awal bulan ini bahwa dia yakin dia memiliki cukup suara untuk meningkatkan frekuensi Piala Dunia dari setiap empat tahun menjadi dua tahun.

Sebelumnya, tentangan keras muncul dari klub-klub Eropa serta liga-liga papan atas yang keberatan dengan Piala Dunia dua tahun sekali.

Bahkan UEFA melalui presidennya, Aleksander Ceferin, mengancam akan memboikot turnamen tambahan apa pun jika Piala Dunia dua tahun sekali tetap dilaksanakan.

Baca Juga: Ini Dia, Daftar 11 Stadion Tuan Rumah Piala Dunia 2022 Qatar

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.

Belanja di App banyak untungnya:

Piala dunia menjadi salah satu ajang olahraga bergengsi yang selalu ditunggu oleh publik sepak bola di seluruh penjuru dunia. Piala dunia selalu disambut dengan sukacita, khususnya bagi negara yang ditunjuk menjadi tuan rumah piala dunia setiap empat tahun.

Namun, kamu pernah kepikiran gak sih kenapa Piala Dunia 4 tahun sekali? Kenapa gak diselenggarakan setiap 2 tahun atau bahkan setiap tahun? Ternyata ada beberapa alasannya, lho! Penasaran? Cari tahu penjelasan lengkapnya di artikel ini, ya!

tirto.id - Piala Asia 2024 bakal menjadi edisi ke-18 kejuaraan sepak bola antarnegara anggota AFC tersebut. Turnamen yang tahun depan bakal digelar di Qatar pada 12 Januari hingga 10 Februari 2024 ini, diselenggarakan 4 tahun sekali.

Dalam sejarah, jumlah peserta Piala Asia mengalami ekspansi. Dalam edisi perdana yang berlangsung pada 1956, hanya ada 4 peserta. Namun, jumlah tim yang lolos putaran final terus bertambah. Mulai Piala Asia edisi 2019, peserta putaran final menjadi 24 negara dari 47 anggota.

Awalnya, Piala Asia AFC edisi ke-18 akan digelar di China, pada musim panas 2023. Namun, China, mengundurkan diri karena masalah pandemi COVID-19 yang belum tuntas hingga awal 2023. Hal itu membuat AFC memilih tuan rumah baru yaitu Qatar.

Penunjukkan Qatar, sebagai tuan rumah juga membuat Piala Asia diundur penyelenggaraannya dari tahun 2023 menjadi 2024. Hal ini dilakukan agar turnamen bisa digelar pada musim dingin di Timur Tengah. Dengan demikian, pertandingan bisa digelar pada suhu yang tidak terlalu panas.

Edisi 2024 bakal menjadi kali ke-2 Qatar ditunjuk sebagai tuan rumah. Sebelumnya, mereka juga pernah menjadi penyelenggara Piala Asia 2011. Dalam edisi tersebut, Jepang keluar sebagai juara setelah mengalahkan Australia di final.

Di Piala Asia 2024, Jepang bakal kembali berpartisipasi dan menjadi negara unggulan di Piala Asia 2024. Samurai Biru tergabung di Grup D bersama Indonesia, Irak, dan Vietnam. Namun, upaya Jepang dipastikan tidak bakal mudah terealisasi.

Jika mengacu pada pembagian pot dalam undian Piala Asia 2024, setidaknya terdapat 4 pesaing utama Jepang. Mereka adalah Iran, Korea Selatan, Australia, dan Arab Saudi.

Ada usulan supaya diadakan setiap dua tahun sekali

Kenapa Piala Dunia 4 tahun sekali? Perlu diketahui, ternyata pernah ada usulan untuk menyelenggarakan piala dunia setiap dua tahun sekali. Pendapat itu disampaikan oleh Arsene Wenger, mantan pelatih Arsenal pada tahun 2021 lalu.

Menurutnya, jika piala dunia dilakukan setiap dua tahun sekali, para pemain bisa lebih berkesempatan untuk memenangkan trofi bergengsi tersebut. Wenger juga berpendapat kalau piala dunia setiap dua tahun akan menghasilkan pertandingan-pertandingan yang lebih berkualitas.

FIFA pun menimbang-nimbang pendapat Wenger tersebut. Bahkan, FIFA sempat mengadakan pertemuan dengan enam konfederasi sepak bola di seluruh dunia untuk membahas hal tersebut.

Namun, banyak pihak menolak mentah-mentah usulan tersebut. Klub-klub Eropa berpendapat kalau piala dunia diadakan setiap dua tahun, fisik para pemain akan terganggu dan jadwal kompetisi yang sudah tersusun pun akan kacau.

Selain itu, banyak publik pencinta sepak bola yang menentang ide tersebut karena bagi mereka piala dunia adalah kejuaraan eksklusif yang tidak bisa diubah dengan mudah.

Tradisi panjang piala dunia

Buat kamu yang bertanya-tanya kenapa Piala Dunia 4 tahun sekali, alasan pertamanya adalah karena tradisi panjang sejak piala dunia pertama kali digelar, yaitu tahun 1930 di Uruguay.

Saat itu, hanya ada 13 timnas yang mengikuti ajang tersebut karena transportasi yang sulit dan terbatas. Namun, piala dunia berikutnya sudah diisi oleh lebih banyak tim dengan suporter setiap negara yang ikut menonton ke stadion.

Piala dunia menjadi sebuah ajang yang dinanti-nanti seluruh penggemar sepak bola. Mereka bisa bertemu dengan suporter dari negara lain dengan latar belakang ras dan budaya yang berbeda. Lalu, tentunya mendukung tim nasional negaranya berjuang.

Makanya, tradisi panjang tersebut tidak bisa dengan mudah diubah begitu saja.

Menjaga eksklusivitas

Selain itu, piala dunia sudah dianggap sebagai ajang yang punya eksklusivitasnya tersendiri. Banyak pencinta sepak bola di dunia menanti-nanti setiap empat tahun untuk bisa menyaksikan langsung kesebelasan negaranya bermain di piala dunia.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Oleh sebab itu, jika piala dunia diselenggarakan setiap dua tahun, maka lama kelamaan bisa menurunkan semangat dan animo masyarakat dari setiap negara karena terlalu sering diadakan.

Empat tahun merupakan rentang waktu yang pas bagi penggemar sepak bola untuk melepas rindu kepada tim nasional negaranya berlaga di piala dunia.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Pertandingan Piala Dunia Qatar 2022 hingga Partai Final

Memberi waktu persiapan bagi tuan rumah

Tuan rumah piala dunia selalu berganti-ganti. Beberapa tahun sebelum penyelenggaraannya, biasanya FIFA akan mengumumkan siapa tuan rumah piala dunia berikutnya. Idealnya, 211 negara yang tergabung di FIFA berhak menjadi tuan rumah piala dunia.

Bagaimana pun, sebuah negara yang menjadi tuan rumah akan mendapatkan berbagai keuntungan. Mulai dari mendatangkan banyak turis asing, meningkatkan perekonomian, mempercepat pembangunan, hingga meningkatkan kualitas sepak bola negara tersebut.

Setiap tuan rumah pasti membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyiapkan segala kebutuhan dengan sangat matang. Misalnya, membangun stadion, hotel, jalan, rumah sakit, bandara, dan infrastruktur penunjang lainnya.

Pembangunan tersebut juga harus sesuai standar FIFA, sehingga butuh waktu dan anggaran yang tidak sedikit. Bahkan, Qatar menggelontorkan dana sebesar Rp62 triliun hanya untuk membangun 8 stadion. Jika ditotal dari seluruh biaya yang dikeluarkan untuk piala dunia, Qatar menghabiskan sebesar Rp3,4 kuadriliun.

Biaya tersebut menjadikan Piala Dunia Qatar 2022 sebagai yang termahal sepanjang sejarah.

Baca Juga: Jadwal Penyisihan Grup Piala Dunia Qatar 2022, Catat Ya!